Dede Farhan Jelaskan RISK ASSESSMENT Dan MITIGASI BENCANA di Kelurahan Cibaduyut Wetan Bandung

Info-Jabar.com December 6, 2024 Daerah , Entertinmen , Nasional

 

Jawa Barat||

” Musibah bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja. Namun demikian, tetap diperlukan ikhtiar fikir dan ikhtiar tindakan untuk mencegah dan menghindarinya. Inilah bentuk kesiapsiagaan terhadap segala kemungkinan berdasarkan penilaian resiko (risk assessment) di wilayah masing-masing. Dari hasil mitigasi bencana ini, maka akan tahu langkah – langkah yang harus diantisipasi oleh pemerintah setempat dengan melibatkan partisipasi warganya “, ujar Pemerhati Kebencanaan Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (4/12).

Hal tersebut ia sampaikan saat dirinya memenuhi undangan untuk menjadi narasumber pembekalan SIAP SIAGA DAN MITIGASI BENCANA di Kelurahan Cibaduyut Wetan kota Bandung. Kegiatan dilaksanakan di aula kantor kelurahan Cibaduyut Wetan dan dibuka langsung oleh pak Lurah Maulana Kustiawan, S.Sos, MSi. Dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, aparatur kelurahan, Babinsa dan personil Damkar & Penanggulangan Bencana kota Bandung. Seluruh rangkaian acara diikuti dengan khidmat dan penuh antusias dari seluruh peserta. Apalagi Dede juga sudah sering memberikan pelatihan beberapa materi kebencanaan di berbagai kota di tanah air, bahkan di beberapa negara.

Menurutnya, siaga dan mitigasi bencana merupakan salah satu kegiatan penting untuk disosialisasikan dan dilatihkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka tahu dan faham dengan apa yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan setelah terjadi bencana. Misalnya, apa yang harus dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat sebelum bencana terjadi. Bagaimana menghitung potensi bencana dengan penyiapan alokasi anggaran yang sesuai. Sarana prasarana apa saja yang diperlukan dan harus dipersiapkan. Begitupun dengan cara penggunaan dan pemanfaatannya. Siapa saja SDM yang sudah dilatih? Dimana saja lokasi titik kumpul jika terjadi bencana, termasuk jalur evakuasinya. Hal ini tentu tidak mudah, terutama untuk wilayah perkotaan dimana jumlah penduduknya banyak dan sangat padat sehingga menyiapkan lapangan sebagai tempat pengungsian sementara juga pasti tidak mudah.

Apalagi terkait dengan potensi gempa Megatrust yang sudah disampaikan oleh BMKG. Sosialisasi mitigasi bencananya seperti apa, agar masyarakat tahu dan faham apa yang harus dilakukan. Bahasa kewaspadaan dan mitigasi bencana ini harus diterjemahkan ke dalam bahasa konkrit yang mudah dipahami oleh masyarakat. Apalagi kondisi wilayahnya yang padat dengan kualitas bangunan yang kebanyakan kurang memenuhi syarat-syarat keamanan konstruksi.

Belum lagi bicara keperluan obat – obatan, dapur umum, penerangan darurat, ketersediaan makanan dan minuman, pakaian dan lain – lain. Untuk itu, diperlukan pemimpin – pemimpin yang penuh inisiatif untuk mempersiapkan segala kemungkinan. Dalam perspektif sebuah harapan, tentu semua masyarakat akan berharap agar segala bencana tidak terjadi. Akan tetapi TIDAK CUKUP HANYA DENGAN BERHARAP, melainkan harus ada ikhtiar yang sungguh-sungguh. Inilah konsep dasar kepemimpinan yang bertanggung jawab dan memiliki visi kebencanaan dalam melindungi keamanan, keselamatan dan kesejahteraan warganya.

” Untuk itu, inisiasi Lurah Cibaduyut Wetan ini perlu diapresiasi dan dicontoh oleh Lurah lurah lainnya di berbagai kota. Model jemput bola sebelum terjadi bencana merupakan satu bentuk karakter kepemimpinan proaktif guna melahirkan kebijakan dalam melindungi keamanan dan keselamatan warganya “, pungkasnya.

Dfa

Rate this article!
Rate [0]
RELATED POSTS